Kamis, 07 Juni 2012

One Person #Part 2

     Dengan terpaksa gue langkahin ini kaki ngikutin kemauanya Dave (Cowo yang nyebelin itu lho!) Tapi gak papa karena dibalik musibah pasti ada kebahagiaan, anggep aja Dave musibah dan Kakaknya kebahagiaan hehehe. "Eh, nama lo siapa?" Tanya Dave sambil merangkulku lebih kuat (Emang gue mau jatoh ya, sampe segitunya.) Gue mutusin untuk bungkam aja daripada jawab pertanyaan Dave yang gak penting. "Oh jadi nama lo Gedy Miracy K" Dave melirik ke arah bet namaku. "K nya apa? kucing ya? ahahaha" "Kirana tau." Gue menatap mata Dave dengan sinis. "Panggil gue Gedy!" Gue masih menatap Dave sinis seakan-akan akan meneror Dave. "Salam kenal ya Gedy!" Cowok cool yang tak lain kakaknya Dave mengulurkan tanganya padaku. Baru saja gue mau jabat tangan dengan cowok itu tangan gue udah ditangkis duluan sama Dave. "Apa sih mau lo? Gue mau saliman sama siapa nama kakak lo? (gue berlaga begok biar Dave mau nyebutin nama kakaknya)" "Rey maksud lo?" Yes gue tau namanya. "Ya, itu masa gak boleh? Lo suka ya sama gue?" Gue masa bodo ngomong ceplas ceplos di hadapan Dave. "Ih sorry ya. Lo paling yang suka sama gue?" Eh dia malah balik nanya ke gue. "Elo tuh!" Sekarang gue rada nyolot gitu sama Dave. "Elo!" "Elo!" "Udah woy gak usah debat, mendingan Gedy sama gue aja? biar gak ribut sama Dave." Ah gue seneng banget denger kata-kata itu keluar dari mulut Rey. "Gak usah! gue janji deh gak debat lagi. Ke kantin yuk!" Ah dasar Dave tinggal bilang iya aja susah -_-. 

     Di perjalanan kantin kami nemuin nenek sihir, ya siapa lagi kalo bukan Melia anak kelas 8 si tukang bikin masalah sama gue. "Eh, ada Dave, mendingan jalan bareng gue aja yuk!" Tawar Melia. "Ih ogah ya. Mendingan gue sama kucing kecil di samping gue ini. Daripada sama cewek menel kaya lo!" Dave menghina Melia, hinaannya itu loh bikin cewek mak jleb!! Dave memberi kode padaku untuk segera berjalan menjauhi Melia. "Eh apa maksud lo ngomong ke Melia, kalo gue kucing kecil?" Tanya gue dengan muka serius. "Lo nggak terima? Kucing kecil itu lucu, imut, penurut, baik lagi. Kalo lo gak terima gue bisa manggil lo Kucing gede!" Gue serasa kayak disandera aja tau. "Oke lo boleh manggil gue kucing kecil, tapi gue boleh juga dong manggil lo kelinci kecil?" Gue tersenyum puas liat ekspresi Dave yang kaya orang terpojok. "Ehm kok kelinci?" "Suka-suka gue dong!" Gue memalingkan muka dari wajah Dave. Belum lama gue ngomong itu, tiba-tiba gue denger sesuatu. Panggilan kepada Rey Jovendy siswa kelas 9A harap ke ruang Kepala Sekolah sekarang juga! Terimakasih. "Jadi lo kelas 9?" Tanya gue pada Rey. "Ya, eh gue ke ruang kepala sekolah dulu ya!" Rey berlari meninggalkan kami berdua sambil melambaikan tangan. "Lo pasti kelas 7" Samber Dave. Gue hanya menganggukan kepala pertanda iya. "Sekarang tinggal lo dan gue yang terus ngerangkul lo, kaya orang pacara aja ya!" Dave tersenyum penuh misterius pada gue.
     Apasih maunya tu anak bikin orang naik darah aja grrr...

NEXT in part 3

0 komentar:

Posting Komentar